Sistem Reproduksi Ikan Gabus (Channa striata)

Written By M. Yazid on Sabtu, 15 Oktober 2011 | 21.02

Laporan Praktikum  ICHTHYOLOGY
Sistem Reproduksi Ikan Gabus  (Channa striata)
Oleh : Ayu Diana





I. . PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang
            Menurut Lagler et al (1977) ikan adalah binatang  bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal), hidup di dalam air, karena suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Gerakan keseimbangan badannya menggunakan sirip, umumnya bernafas dengan insang. Ikan sebagian besar hidup di perairan laut dan selebihnya hidup diperairan darat atau tawar dan payau.
Huet (1971) mengatakan pertumbuhan  ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah keturunan, ketahanan tubuh terhadap penyakit dan kemampuan untuk memanfaatkan makanan, sedangkan faktor eksternal adalah kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan bagi ikan. Pertumbuhan merupakan perubahan bentuk baik panjang maupun berat sesuai dengan perubahan waktu. Selanjutnya dijelaskan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh makanan, ruang, suhu dan beberapa faktor lainnya.
             Pada Wilayah Indonesia sebagaan ar terdiri dari lautan, yaitu hampir 70% dari total luas wilayah  keseluruhan. Luasnya adalah 5,8 juta km2 perairan nusantara 0,3 juta km2 perairan laut teritorial dan 2,7 juta km2 perairan Zona Ekonomi Esklutif Indonesia, dimana Indonesia mempunyai hak pengelolaan. Indonesia mempunyai garis pantai 81000 km dan yang merupakan terpanjang kedua didunia setelah Canna   serta memiliki 17508 buah pulau (Sugandy, 1997),
             Secara umum yang di maksud dengan ikan adalah hewan vertebrata yang berdarah dingin (poilkiloterm), yang hidup dalam lingkungan air, pergerakkan dan keseimbangan badannya menggunakan sirip  dan bernafas dengan insang. Sedangkan ilmu yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya di namakan ichtyologi.
Salah satu aspek yang mempelajari dalam ilmu ichtyologi ini adalah anatomi ikan , dimana anatomi ikan ini merupakan salah satu ilmu dasar yang penting untuk diketahui dan dipelajari oleh mereka yang berkecimpung dalam bidang perikanan.  baik secara langsung maupun tidak langsung anatomi ikan berhubungan dengan sifat ikian dan pola tingkah laku ikan serta kemampuannya dalam adaptasi lingkungan. (Rahardjo, 1980).
            Untuk menunjang kehidupan ikan dalan perairan, ikan mempunyai organ tubuh yang mempunyai fungsi tertentu. Organ dan fungsinya itu barhubungn langsung dengan sistem-sistem yang bekerja membentuk untuk keseluruhan induvidu ikan. Dalam laporan ini merupakan hasil dari praktikum  yang merupakan salah satu system penyusun organ tubuh ikan, yaitu mengenai  pada Sistem reproduksi.
             System reproduksi pada ikan terdiri atas alat-alat kelamin (organ genitalis) dan alat-alat pengeluaran (organ uropoetica/excretoria). Alat kelamin yang terdapat pada individu ikan disebut dengan gonat, gonat yang berada didalam tubuh ikan jantan disebut dengan testis sedangkan gonat yang berada didalam rongga tubuh ikan betina disebut ovary. Alat pengeluran pada terdiri atas mesonepros, ureter (ductus mesonephriducus) dan gelembung kencing (vesica urinaria).
             Ikan sebelah dindonesia , yang besarnya cukup lumayan, lain lagi dengan di Eropa ikan sebelah dari laut utara ada yang panjang tubuhnya sampai 2 m. Diluar Indonesia ikan sebelah terdapat juga dijepang, madagaskar dan pantai timur Afrika. (Effendi, 1972)

            Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum mengenai sistem reproduksi ini adalah agar praktikan dapat mengetahui organ-organ reproduksi terutama gonad pada ikan, khususnya ikan yang menjadi objek praktikum serta mengetahui bagian-bagian dari gonad tersebut. Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah supaya mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan mengenai sistem reproduksi pada ikan secara umum.

II.  TINJAUAN PUSTAKA


 


Ikan terkenal sebagai makhluk hidup yang mempunyai potensi fekunditas yang tinggi dimana kebanyakan jenis ikan yang merupakan penghasil telur beribu-ribu bahkan berjuta-juta butir setiap tahun. Apabila alam tidak mengaturnya maka dunia ini akan sangat padat sekali dengan ikan. (Tim Ikhtiologi, 1989).
Sudah beribu-ribu tahun silam, manusia sudah mengenal adanya ikan, berjuta-juta macam ikan tersebar di muka bumi. Ikan adalah hewan vertebrata air yang berdarah dingin, bernafas dengan insang, bergerak menggunakan sirip, dan hidup di air (Djuhanda, 1981).
Menurut Zonneveld et al (1991) ikan mendiami hampir setiap bagian ekosistem akuatik di dunia. Habitat dimana ikan tersebut hidup, banyak menentukan bentuk tubuh, alat-alat tubuh, cara hidup, dan cara bergerak kepada ikan di dalamnya..      
Propinsi Riau merupakan salah satu propinsi yang memiliki wilayah daratan 94.561 km2  dan 3.241 pulau-pulau yang memiliki empat satuan wilayah sungai yaitu sungai Rokan, Siak, Kampar dan sungai Indragiri  yang merupakan perairan yang potensial untuk pembangunan usaha perikanan (Yuniarti, 2000).
Untuk propinsi Riau produksi perikanan umum adalah sebesar 12.706,6 ton atau 7% dari seluruh produksi prikanan Riau, dimana produksi perikanan tersebut  berasal dari kabupaten Indragiri Hulu, Kampar, Bengkalis dan Indragiri Hilir (Evy, Mujianti dan Sujono, 2001).
Ikan merupakan sumber daya hayati perairan yang penting bagi manusia.  Ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilotherma), hidup dalam lingkungan air, gerakan dan keseimbangan badannya terutama menggunakan sirip, dan umumnya bernapas dengan insang (Tim Iktiologi,1989).
Otak pada ikan terbungkus oleh kotak yang terletak didaerah kepala. Kotak otak berperan sebagai pelindung otak, karena otak merupakan organ yang lunak dan lembut. Otak yang terdapat dalam tengkorak kepala dibedakan menjadi dua: cerebellum (otak kecil) dan cerebrum (otak besar). Otak ikan pada dasarnya dibagi menjadi lima bagian yaitu: talencephalon, diencephalons, mesencephalon, metencephalon dan myelencephalon. Sedangkan organ sensori yang dimilikinya adalah mata, organ pembau dan organ pengecap (Manda et al., 2005).
Ikan Gabus termasuk salah satu jenis ikan konsumsi yang cukup digemari oleh masyarakat yang bernilai ekonomis dan bersifat predator.Ketersediaan ikan ini dialam masih mencukupi untuk kebutuhan konsumsi masyarakat.Ikan gabus ini termasuk jenis ikan yang mempunyai laju perkembangan tinggi,oleh sebab itu ikan ini mudah diperoleh sepanjang tahun.(Ahmad,1984).
Ikan gabus  mempunyai bentuk badan silindris yang memipih pada bagian ekor. Bagian kepala agak melebar dengan celah mulut yang dalam sehingga menyerupai bentuk ular.(Bloch,1753).
Ikan Gabus termasuk kedalam kingdom animalia, Phylum Chordata, Kelas pisces, Ordo Ophiochephaloidae, Famili Ophicepholidae, Genus Channa dan Spesies Channa striata (Saanin, 1968).
            Kelenjar kelamin pada ikan disebut gonat, pada jantan testis dan pada betina disebut ovarium. Testis bersifat internal dan berbentuk longitudinal, pada umumnya sepasang, bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan mesorchia, dibawah atau diatas gelembung gas, berwarna putih susu dan halus. (Mahardono 1979),
Kelenjar kelamin yang berwarna putih mempunyai permukaan licin, berisi sel-sel kelamin jantan (sperma) dan saluran pelepasan disebut deferens, saluran ini bertemu dan bersatu dengan saluran urine, sedangkan pada ikan betina kelenjar kelamin mempunyai permukaan kasar, berbintik-bintik, berisi sel telur atau ovum, dan saluran pelepasan disebut oviduct. (Suripto 1982).



III. BAHAN DAN METODE
            
3.1  Waktu dan Tempat
             Praktikum Ikhtiologi mengenai Sistem Reproduksi dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Agustus 2006, pukul 14.00 sampai dengan selesai. Di laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2  Bahan dan Alat
   Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah  seekor ikan Gabus (Channa striata). Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah pisau untuk membedah ikan dan mengambil gonadnya, buku gambar untuk menggambarkan ikan yang dibawa, pena untuk menulis nama, klasifikasi dan keterangan lainnya pada ikan tersebut, pensil untuk menggambarkan ikan, rol 30 cm untuk Menghitung ukuran morphometrik ikan (TL, SL, BdH, dan HdL), penghapus, nampan untuk meletakkan ikan, dan serbet untuk membersihkan alat-alat yang digunakan setelah praktikum selesai.

3.3  Metode Praktikum
             Adapun metode praktikum mengenai “Sistem Reproduksi” dengan ikan Gabus (Channa striata) sebagai objek pengamatan, dilakukan dengan pengamatan secara langsung dilaboratorium dengan bantuan petunjuk praktikum ichtyyologi. Disamping itu juga dilakukan studi literature yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada ikan
.
3.4  Prosedur praktikum
             Prosedur yang dilakukan dalam praktikum sistem reproduksi pertama  mengukur panjang total, panjang baku dan lebar badan, meletakkan ikan sampel pada nampan, lalu dipotong dengan pisau dimulai dengan membelah tubuh ikan dari anus mengarah keatas sampai ke lateraldorsal. Demikian juga pada daerah kerongkongan dibelah sampai kelateraldorsal. Sistem reproduksi bisa diamati dan digambar kemudian diberi keterangan.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Ikan Gabus termasuk kedalam kingdom animalia, Phylum Chordata, Kelas pisces, Ordo Ophiochephaloidae, Famili Ophicepholidae, Genus Channa dan Spesies Channa striata (Saanin, 1968).
              Ikan sebelah bentuk tubuhnya pipih dan memanjang, hampir mirip dengan ikan lidah, sirip punggung dan sirip dubur menjadi satu dengan sirip ekor. Kedua matanya terdapat pada sebelah tubuh, ikan ini dapat merubah warna tubuhnya sesuai dengan warna substrat, rahang dan susunan gigi pada kedua belah pihak dari tubuh hampir sama. Jenis ikan ini diindonesia tidak begitu penting dalam ekonomi, disebabkan tubuhnya tidak begitu besar dan jumlahnya tidak begitu banyak. Ikan sebelah di Indonesia yang besarnya cukup lumayan,misalnya psettudes erumei yang disebut ikan langkau (Pulungan Et. Al, 1987).





            Gambar.1. Ikan Gabus (Channa striata)
Dari pengukuran yang telah dilakukan, ikan ini mempunyai ukuran morphometrik diantaranya adalah sebagai berikut panjang total (TL) = 280 mm, panjang baku (SL) = 230 mm, panjang kepala (Hd L) = 70 mm, tinggi badan (Bd H) = 60 mm.

 




 

 

Gambar 2. Bentuk Testes Gabus  (Channa striata)

ket:erangan :
1.      Duktus eferan                  6. Duktus kencing
2.      Epididimis                        7. Kandul sperma
3.      Ginjal haluan                    8. Sinus urogenital
4.      Ginjal renal                       9. Papila urogenital
5.      Vesicel sperma


4.2 Pembahasan
                       
            Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap ikan Gabus (Channa striata) bahwa secara anatomi ikan ini memiliki sistem reproduksi testis karena ikan Gabus (Channa striata) mempunyai ciri-ciri kepala yang non simetri. Sisik-sisik dari jenis stenoid. hidup dilaut lepas dan makananya berupa carnivora
            Sistem reproduksi pada ikan Gabus (Channa striata) menggunakan alat kelamin jantan (testes), bentuk testis pada ikan berwarna putih susu, lembek dan terletak pada bagian internal dan berbentuk longitudinal. Umumnya berpasangan tergantung rongga tubuh.
            Kelenjar kelamin pada ikan disebut gonat, pada jantan testes dan pada betina disebut ovarium. Testes bersifat internal dan berbentuk longitudinal, pada umumnya sepasang, bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan mesorchia, dibawah atau diatas gelembung gas, berwarna putih susu dan halus. (Mahardono ,1979),
            Rahardjo (1980). Menyatakan bahwa Ovarium berbentuk longitudinal , letaknya internal dan jumlahnya sepasang, bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan prantara mesovaria. Posisinya dibawah tulang punggung dan ginjal disamping gelembung udara, warnanya berbeda-beda, keputihan pada waktu belum matang, dan menjadi kekuningan atau agak orange setelah matang .Dan menambahkan bahwa jumlah telur yang dihasilkan oleh betina  umumnya jauh lebih benyak pada ikan yang melakukan fertilisasi internal. Berdasarkan tempat embrio berkembang terdapat tiga golongan yaitu ovipar, vivipar dan ovipar. Berdasarkan tempat ikan memijah, ikan dapat dimasukkan kedalam beberapa golongan yaitu lithopil ikan yang memijah pada dasar perairan yang berbatu, phytophil ikan yang memijah pada tanaman, psamophil ikan yang nenijah pada kolam air yang terbuka dan ostracopil ikan yang memijah pada cangkang hewan yang telah mati.

            Kelenjar kelanim yang berwarna putih mempunyai permukaan licin, berisi sel-sel kelamin jantan (sperma) dan saluran pelepasan disebut deferens, saluran ini bertemu dan bersatu dengan saluran urine, sedangkan pada ikan betina kelenjar kelamin mempunyai permukaan kasar, berbintik-bintik, berisi sel telur atau ovum, dan saluran pelepasan disebut oviduct. (Suripto ,  1982),
           
              Alat pengeluaran pada ikan terdiri dari Mesonepros merupaka organ yang terdapat sepasang, berwarna merah tua dan terletak diantara gelembung renang dan tulang punggung, mempunyai bentuk yang bervariasi, agak memanjang dan mempunyai bagian yang membesar yang terjepit diantara kedua bagian pneumatosit. Ureter (ductus mesonephriducus)  merupakan saluran yang keluar dari mesoneproa dan Gelembung kencing (vesica urinaria) merupakan persatuan ureter kanan dan kiri.



V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan kita dapat mengetahui organ-organ penyusun sistem reproduksi pada ikan. Objek yang diamati dan yang ditemukan selama praktikum adalah testes dan bagian-bagiannya.
Sistem reproduksi merupakan sistem yang sangat penting bagi ikan. Sistem reproduksi pada ikan terdiri atas alat-alat kelamin (organ genitalia/gonad) dan alat-alat pengeluaran (organ uropoetica yang terdiri atas mesonepros, ureter dan vesica urinaria). Gonad yang terdapat pada ikan jantan disebut testes sedangkan pada ikan betina disebut dengan ovary.
            Sistem reproduksi pada ikan Gabus (Channa striata) memiliki Gonat yang terdpat didalam rongga tubuh ikan jantan disebut testis, bentuknya sangat tergantung pada rongga tubuh yang tersedia, pada umumnya berbentuk memanjang, jumlahnya sepasang yang menggantung pada mesentries (mesorchia) pada bagian atas rongga tubuh. Posisinya persis dibawah tulang punggun disamping gelembung udara. Warnanya bervariasi mulai dari transparan sampai berwarna putih susu. alat kelamin jantan (testes), bentuk testis pada ikan berwarna putih susu, lembek dan terletak pada bagian internal dan berbentuk longitudinal. Umumnya berpasangan tergantung rongga tubuh.
              Testis  pada ikan jantan terdiri Duktus eferan, Epididimis, Ginjal haluan , Ginjal renal , Vesicel sperma, Duktus kencing,Kandulsperma, Sinus urogenital , Papila urogenital. Sedangkan alat pengeluaran terdiri dari Mesonepros, Ureter (ductus mesonephriducus)  dan Gelembung kencing (vesica urinaria).
             
5.2 Saran
              Praktikum tentang Sistem reproduksi pada ikan Gabus (Channa striata) ini untuk penyempurnaan  deskripsi agar pihak yang berkepentingan untuk melanjutkan study tentang ikan ini dapat menggunakan  dan menambahkannya demi kesempurnaan dari suatu laporan.


DAFTAR PUSTAKA



Effendy, M., 1972. Fish Biology. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, 86 Halaman.

Mohardono (1979), . Ictiology. Institut Pertanian Bogor, Bogor, 110 Halaman

Pulungan, C. P. 1987. Jenis-Jenis Ikan Cyprinid Daerah Riau. Estuaria. Vii(2):10
            13

Rahardjo, 1980. Ictiology. Institut Pertanian Bogor, Bogor, 125 Halaman.
Saanin, H., 1984. Taksonomi Dan Identifikasi Ikan Jilid I Dan Ii. Bina Cipta, Bandung. 508 Hlm.
Huet, M. 1971. Text  Book  Of  Fish  Culture  Breeding  And  Cultivation Of  Fish Fishing (New Book) Ltd. London.
Lagler, K. P. Et Al. 1977. Ichthyology. Jhon Weley And Sons, Inc. New York, 504 Halaman

Sugandy, A., 1997. Penggolongan Wilayah Pesisir Dan Laut Terpadu. Makalah Pada Lolakarnya Pengelolaan Laut Dan Pesisir Lestari, Hima Ik Unri, Pekanbaru Unri. 14 Halaman (Tidak Diterbitrkan).

Suripto, 1982. Anatomi Ikan, Merpati, Kadal Dan Marmut, Seri Bi-1. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Umum, Jakarta. 80 Hlm..

Evy, R., Endang Mujiani  Dan  K, Sujono. 2001. Usaha Perikanan di Indonesia. Mutiara Sumber Widya. Jakarta. 96 hal.

Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis. 1996/1997. Kebijaksanaan umum tentang perikanan dan kelautan. Bengkalis. 27 hal

Djuhanda, T. 1981.Dunia ikan. Bagian I. Kehidupan ikan dalam ekosistem perairan di Indonesia. 20 hal.

Kotelat et al. 1993. Freswater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Aditions (HK) Ltd, Bekerjasama dengan Proyek EMDI. Kantor menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta. 23 hal.

DAFTAR GAMBAR
 

                                                                                             Halaman
1.      ikan gabus (Channa striata)........................................................................... 9.............
2.      Testes ikan Gabus (Channa striata)............................................................. 10


























DAFTAR ISI

                                                                                                                      Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................              i
DAFTAR ISI..............................................................................................             ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................            iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................            iv
PENDAHULUAN.....................................................................................             1
          I.1.   Latar Belakang...........................................................................             1
          I.2.   Tujuan dan Manfaat...................................................................             3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................             4           
BAHAN DAN METODA.........................................................................             7
3.1      Waktu dan tempat......................................................................             7
3.2      Alat dan Bahan..........................................................................             7
3.3      Metode Praktikum.....................................................................             7
3.4      Prosedur Praktikum....................................................................             7
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................             9
4.1    Hasil...........................................................................................             9
         4.2    Pembahasan................................................................................           10           
V.     KESIMPULAN DAN SARAN......................................................           13
5.1.   Kesimpulan................................................................................           13
5.2.   Saran..........................................................................................           14
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN                                           







1 komentar:

siapWORK mengatakan...

artikel tentang seluk beluk budidaya ikan gabus ini sangat bagus. Terimakasih.

Posting Komentar