PENENTUAN UMUR IKAN

Written By M. Yazid on Sabtu, 15 Oktober 2011 | 20.38

Laporan Praktikum Biologi Perikanan
Oleh : Agus Muhammad Nur (UR)



I.                   PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Untuk propinsi Riau produksi perikanan umum adalah sebesar 12.706,6 ton atau 7% dari seluruh produksi prikanan Riau, dimana produksi perikanan tersebut  berasal dari kabupaten indragiri hulu, Kampar, Bengkalis dan Indragiri hilir (Evy, Mujianti dan Sujono, 2001).
Biologi perikanan adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan organisme air (ikan) mulai dari ikan itu hadir ke alam sampai akhirnya mengalami kematian baik secara alami atau oleh sebab lain. Pengetahuan mengenai biologi perikanan ini meliputi kisah kehidupan (natural histori) ikan dan dinamika dalam populasi ikan. (Diklat Kuliah Biologi Perikanan, 2009)
Umur ikan adalah masa kehidupan yang dapat ditempuh oleh suatu individu dari suatu spesies ikan sampai saatnya spesies ikan itu mengalami kematian secara alami atau karena keperluan tertentu maupun disebabkan oleh faktor lain nya. (Diklat Kuliah Biologi Perikanan, 2009)
Individu ikan ada yang berumur panjang dan ada yang berumur pendek. Ikan-ikan yang memiliki umur panjang cendrung sebagai ikan yang primitif, pergerakan lambat, sebagai penghuni dasar suatu perairan dan memiliki alat pernafasan tambahan dan tahan terhadap pertumbuhan ekstrim dari oksigen terlarut, suhu dan salinitas. (Diklat Kuliah Biologi Perikanan, 2009)
Metode penentuan umur dengan memperhatikan  tanda-tanda tahunan pada bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan pada daerah subtropics (4 musim). Karena ikan-ikan yang hidup didaerah subteropis sangat terpengaruh oleh suhu lingkungannya, dimana pada musim dingin pertumbuhan ikan hampir terhenti ataupun lambat sana sekali. Sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan pada sisik, Vertebrae, tulang overculum, duri sirip dan tulang otholit yang menyebabkan terbentuk susunan sirkulasi yang  sangat rapat dan akhirnya membentuk Annulus  (Effendi, 1979).

1.1.  Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum penentuan umur ikan adalah untuk mengetahui umur ikan suatu individu ikan yang hidup di perairan alami terutama ikan sample yang diamati dan juga untuk mengetahui umur ikan dengan melihat otholit dari ikan sampel. Dengan melihat otholit dari ikan tersebut kita dapat mengetahui umur harian dari ikan.
Sedangkan manfaatnya yaitu praktikan dapat mengetahui umur suatu individu ikan baik dengan metode secara langsung maupun tidak langsung.




II. TINJAUAN PUSTAKA


Ikan secara marpologis adalah binatang  bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal), hidup di dalam air, suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Gerakan keseimbangan badannya menggunakan sirip, umumnya bernafas dengan insang. (Penuntun Praktikum Iktiologi, 2008)
Pembacaan umur adalah suatu pengetahuan yang cukup menarik dalam bidang perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup secara alami diperairan umum. Karena kita tidak mengetahui pasti kapan suatu individu ikan  itu menetas dari telur, yang dapat kita ketahui adalah beberapa ukuran panjang tubuh individi ikan itu ketika  tertangkap oleh nelayan. Lain halnya dengan spesies ikan yang  dibudidayakan kita mengetahi berapa lama individu ikan tersebut telah dipelihara dan kalau kita ingin melacak lebih lanjut kitadapat mengetahui kapan ikan itu menetas dari telurnya. (Penuntun Praktikum Biologi Perikanan, 2009)
 Penelitian tentang umur ikan yang berasal dari perairan sudah dilakukan sekitar 100 tahun yang lalu (Ricker, 1971).
Penentuan umur ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu 1.cara langsung. Apabila kita mengetahui secara pasti jam dan tanggal telur menetas sampai ikan itu tumbuh besar, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya. 2.cara tidak langsung. Sedangkan secara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang hidup secara alami. (Diklat Kuliah Biologi Perikanan, 2009)
Metode penentuan umur dengan memperhatikan  tanda-tanda tahunan pada bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan pada daerah subtropics (4 musim). Karena ikan-ikan yang hidup didaerah subteropis sangat terpengaruh oleh suhu lingkungannya, dimana pada musim dingin pertumbuhan ikan hampir terhenti ataupun lambat sana sekali. Sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan pada sisik, Vertebrae, tulang overculum, duri sirip dan tulang otholit yang menyebabkan terbentuk susunan sirkulasi yang  sangat rapat dan akhirnya membentuk Annulus  (Penuntun Praktikum Biologi Perikanan, 2009)
Cara lain penentuan umur pada daerah tropis yaitu dengan metode Petersen yang menggunakan data frekkuensi panjang tubuh ikan dengan anggapan bahwa satu umur ikan memiliki tendensi membentuk suatu distribusi normal disekitar rata-rata. (Diklat Kuliah Biologi Perikanan, 2009)
III. BAHAN DAN METODE


3.1. Waktu dan tempat
        Pratikum Penentuan Umur Ikan ini dilaksanakan pada tanggal 12 November 2009, hari Kamis pada pukul 13.00 – 15.00 WIB. Yang bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2. Bahan dan Alat
     Adapun bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah ikan Sepat siam Sebagai objek yang diamati selama pratikum.
            Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu berupa penggaris,.Alat tulis, timbangan, timbangan carterius, mikroskop, cawan petri, aquades, objek glass, pisau, jarum, crystal bon ,cover glass, hot plate, crystal bone,
3.3. Metode Penelitian
            Metode yang digunakan dalam pratikum Biologi perikanan dengan judul penentuan umur ikan adalah metode dengan pengamatan langsung terhadap objek pratikum yang diteliti atau yang diamati, yang tetap berpegang pada buku panduan pratikum dan didukung beberapa literature tertentu.    
3.4. Prosedur Pratikum
            Dalam praktikum kali ini prosedur  yang digunakan adalah dengan mengukur dan mengambarkan individu ikan yang akan diamati, selanjutnya ikan tersebut dibedah pada bagian kepalanya kemudian ambil tulang otholitnya baik yang berada disisi kiri dan kanan, selanjutnya ditimbang dan diamati di mikroskop.
IV. HASIL  DAN  PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Penentuan umur ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu 1.cara langsung. Apabila kita mengetahui secara pasti jam dan tanggal telur menetas sampai ikan itu tumbuh besar, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya. 2.cara tidak langsung. Sedangkan secara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang hidup secara alami.
Ikan tambakan 1 : TL 150 mm, SL 120 mm, BDH 70 mm, HDL 40 mm. Jumlah otolit ikan  adalah 60 garis tebal dan ikan stress sewaktu kecil Ikan tambakan 2 : TL 130 mm, SL 110 mm, BDH 60 mm, HDL 40 mm. Dan otolit ikan berjumlah 64 garis tebal ikan stres sewaktu kecil.


Gambar 1. Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)

Gambar 2. Tulang Otholit Tambakan (Helostoma temmincki)


4.2. Pembahasan
Dalam menentukan umur suatu ikan ada dua metode yang digunakan yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Bagian-bagian tubuh yang keras untuk dapat dipedomani dalam pembacaan umur ikan adalah sisik kunci, tulang vertebrate, tulang operculum, pangkal duri sirip dada dan tulang otholit baik yang kiri dan kanan. Annulus  (Penuntun Praktikum Biologi Perikanan, 2009)
Otholith ialah alat pendengaran pada ikan selar dan menjadi keras, otholith ini juga sebagai tanda tahunan pada ikan selar tersebut. Pada ikan di daerah tropis walaupun mengalami hidup di dua misim yaitu musim kemarau dan misim penghujan , kenyataannya suhu lingkungan sekitar tidak bigitu mempengaruhi pertumbuhan sirkulasi pada bagian tubuh yang keras. Jadi tanda tahunan dari hasil susunan sirkuli yang rapat tidak bigitu nyata bentuknya. Annulus  (Penuntun Praktikum Biologi Perikanan, 2009)
Untuk menentukan umur secara mendetail digunakan metode yaitu yang dikenal dengan metode otholit karena metode ini dapat mengetahui umur ikan sample.  Masalah perbedaan antara berat tulang otholit yang sebelah kiri dan kanan itu tergantung dengan jenis ikannya.







V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dalam mengetahui umur ikan dilakukan dengan 2 metode, metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung hanya dilakukan pada ikan budidaya, sedangkan metode tidak langsung dilakukan pada ikan yang hidup diperairan umum. Metode tidak langsung dilakukan dengan metode frekuensi panjang (metode Petersen) yaitu dengan mengukur ukuran panjang tubuh ikan ; metode ototlith yaitu dengan mengamati tulang otolith yang terdapat pada bagian kepala bagian dalam di bawah mikroskop electron.

5.2. Saran
saya menyarankan kepada praktikan yang lain, selama melakukan praktikum hendaknya bekerja dengan serius dan benar-benar memperhatikan objek yang dipraktikumkan, agar hasil yang didapat benar-benar akurat.


DAFTAR  PUSTAKA

EVY,R., ENDANG MUJIANI  dan  K. SUJONO.2001. Usaha Perikanan di   Indonesia. Mutiara Sumber Widya. Jakarta. 96 hal

PULUNGAN, dkk, 2004. Buku Penuntun Praktikum Ikhtiologi. FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.


TIM IKHTIOLOGI. 2008. Penuntun Praktikum  Diktat Ikhtiologi. FAPERIKA. Universitas Riau

                       dan Ridwan M. Putra. 2009. diklat kuliah  Biologi perikanan Universitas Riau, Pekanbaru. 72 hal.

                       . 2009. Penuntun Praktikum  Biologi perikanan Universitas Riau, Pekanbaru. 75hal.

 
























DAFTAR ISI 
  Halaman                 
    
KATA PENGANTAR...............................................................................          
DAFTAR ISI..............................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................. 
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. 
I PENDAHULUAN
          1.1. Latar Belakang............................................................................             1
          1.2. Tujuan dan Manfaat....................................................................             2
II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................             3
III. BAHAN DAN METODE
          3.1. Waktu dan Tempat......................................................................             5
          3.2. Bahan dan Alat...........................................................................             5
          3.3. Metode Pratikum.........................................................................             5
          3.4. Prosedur pratikum.......................................................................             5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
          4.1. Hasil............................................................................................             6
          4.4. Pembahasan.................................................................................             7           





V. KESIMPULAN DAN SARAN
          5.1. Kesimpulan..................................................................................             8
          5.2. Saran...........................................................................................             8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN






DAFTAR GAMBAR
 

Gambar                                                                                                        Halaman
1.  Otholit ikan Tambakan (Helostoma temmincki)...................................              6



















DAFTAR LAMPIRAN

 


Lampiran                                                                                                       Halaman
1. Gambar alat yang digunakan............................................................................. 13
2. Data sementara………………………………………………………….          14





































Lampiran1.    Alat-alat   yang digunakan dalam praktikum




















Nampan                                               Serbet












Pena                                                    Pensil












Penghapus                                           Penggaris








Buku penuntun praktikum                              Gunting





KATA PENGANTAR
 


Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat dan RahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan laporan paktikum biologi perikanan ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.  Dan tak lupa pula selawat beriring salam penulis mohonkan kehadirat Allah agar disampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta para sahabat.
            Sebelumnya penulis ucapkan terimakasih kepada para asisten yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Yang mana laporan ini berisikan tentang Pengenalan jenis ikan, Seksualitas ikan, dan Tingkat Kematangan Gonad.
            Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk keberhasilan penulisan berikutnya. Sehingga  penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi kita semua.


   Pekanbaru,  15 Nov 2009


                                                                                      Agus Muhammad Nur




0 komentar:

Posting Komentar