IMAN

Written By M. Yazid on Jumat, 11 November 2011 | 18.10

Makalah Agama: (Iman), Makalah Ekonomi, Makalah Akutansi ,Makalah Agama, Makalah Pendidikan, Download Makalah,  Berbagi Makalah, Cari Makalah, Contoh Makalah, kumpulan makalah



Iman
by. rehan





Definisi Iman
Secara etimologi,iman berarti tashdiq(membenarkan). Allah berfirman tentang saudara-saudara Yusuf,

Secara terminologi arti iman menurut para ulama adalah :
“Ucapan dengan lisan,keyakinan dengan hati dan pengalaman dengan anggota badan,yang bertambah karena ketaatan dan berkurang karena perbuatan maksiat.”
            Pokok-pokok keimanan yang disebut dengan istilah rukun iman,ada enam : Iman kepada Allah, Iman kepada para Malaikat –Nya, Iman kepada kitab-kitab-Nya, kepada para Rasul-Nya,kepada hari Akhir serta Takdir-Nya.
Allah berfirman :


Penjabaran Iman
            Iman adalah ketika seorang hamba itu beriman kepada Rabb nya dengan keimanan yang merasuk dalam dirinya. Ia menyakini bahwa Allah yang telah menciptakannya dan mewujudkannya dari ketiadaan.seorang mukmin menyakini bahwa Allah adalah penolong dan pembelanya,memberi petunjuk kejalan kebenaran. Dia adalah pemberi musibah dan kesembuhan,mengetahui yang tersembunyi dan nyata, mengetahui ktakwaan dan keburukan.
            Seorang mukmin hendaknya menghadap kepada Rabb nya dengan segenap hatinya,anggota tubuhnya,gerak dan diamnya,langkah-langkah dan detik-detik kehidupannya.sesungguhnya,apabila iman itu telah menyentuh hati dan pemiliknya,untuk wala(loyal) kepada Allah dan Rasul-Nya,maka ia akan berbeda dari yag lainnya. Pengaruhnya akan terlihat dalam dirinya dan dengannya ia akan selamat dari godaan kehidupan. Tanpa iman yang benar dan jujur,semua senjata dan persiapan akan menjadi sia-sia. Dengan iman,rintanga akan hilang,krisis akan terkikis,mara bahaya akan sirna. Denga iman pula kemenangan orang mukmin akan tiba dan menjadi baiklah segala urusannya.

Renungan Bersama Rasulullah SAW
 ( Sang Murabbi bagi Sahabatnya yang Agung)
            Rasul SAW telah mendidik para sahabatnya dengan pendidikan keimanan yang benar. Allah SWT  mengumpulkan untuk Rasul SAW sifat keindahan dan kesempurnaan yang paling tinggi dan sifat ihsan. Maka barangsiapa melihat beliau pasti segan, dan barangsiapa yang bergaul dengan beliau pasti mengatakan , “ Saya belum pernah dan tidak akan pernah melihat orang seperti beliau.” Beliau adalah teladan bagi sahabat-sahabatnya dalam hal ibadah, muamalah, dakwah dan segala gerak-geriknya.


            Buah pendidikan yang serius dan benar ini termasuk ucapan amal dan niat mengubah jiwa para sahabat menjadi jiwa yang sangat menakjubkan. Iman mesuk kedalam lubuk hati dan sum-sumnya,mengalir dalam aliran ruh dan darahnya,meluap didalam akal dan hatinya.
            Para sahabat,anak didik Rasul SAW telah menyertai Nabi SAW Sang teladan dan murabbi dalam peperangan sebanyak 27 kali dalam kurun waktu 10 tahun. Dengan kualitas iman yang seperti ini,para sahabata yang agung itu merasakan urusan dunia mereka,dan musibah yang menimpa anak-anak, istri dan diri mereka begitu ringan .
            Mereka telah masuk Islam secara keseluruhan,dengan hati,anggota badan dan jiwa mereka. Mereka tidak pernah menentang Rasul SAW setelah jelasnya petunjuk bagi mereka. Mereka tidak meminta alternatif lain setelah Rasul SAW memerintah atau melarang. Bagian setan telah keluar dari diri mereka demikian pula dengan nafsunya.

Menyoroti Kondisi Iman Kita
Setelah menyoroti kondisi dan keimanan Rasul SAW dan para sahabatnya yang memberikan pengorbanan yang besar bagi agama dan akidah mereka. Lalu dimanakah posisi kita?  Apakah kita telah mengedepankan iman kita diatas nafsu kita,syahwat kita,dunia kita dan nilai kita dimata manusia? Apakah iman itu sekedar taqlid dan tradisi atau memiliki kedudukan tersendiri yang dapat menyentuh hati dan menggerakkan jiwa?
            Apakah kita siap menerima panggilan iman apabila ia memanggil kita dengan bahasa lisannya atau bahasa keadaannya yang mengatakan,” Wahai segenap kaum muslimin, wahai pemilik akidah yang benar,wahai pitra-putra singa tauhid,bangkitlah! Tunaikanlah tugas kalian,perbaiki niat kalian,perbaiki hati dan keadaan kalian.perintahlah yang ma’ruf dan cegahlah yang mungkar. Bangunkanlah umat Islam dari tidurnya yang panjang,dan kembalikanlah mereka kepada Tuhannya.
            Wahai orang-orang yang memiliki iman, siapakah setelah Allah SWT yang akan menolong orang-orang muslim,yang membela mereka,membalut luka mereka,mengembalikan kesadaran mereka,meluruskan akidah dan perilaku mereka,dan yang memperingatkan mereka dengan Tuhan mereka?
            Mari kita berhenti sejenak untuk mengintrospeksi diri. Berapa banyak waktu,harta,dan perhatian yang telah kita berikan untuk agama kita? Apakah kita telah merespon panggilan iman, atau sekedar berangan-angan dan bernyanyi dengan sejarah islam dan kejayaan para dahulu,para pahlawan dan penunggang kuda yang gagah perkasa?
            Alangkah besar perhatian kitaalangkah mendalam duka kita,alangkah lama keletihan kita,jika problemnya adalah maslah duniawi. Tetapi sebaliknya alangkah kecil perhatian kita,dinginnya sikap kita,dan bakhilnya kita ketika berurusan dengan masalah mencari ilmu atau dakwah.
            Memang kita sedang hidup dengan posisi yang seperti itu,kecuali orang-orang yang dirahmati oleh Allah SWT. Kita dipanggil untuk memperbaharui iman kita dan kembali melakukan muhasabah agar merenungkannya dan terikat dengan Rabb kita, berlindung dan bertawakkal pada-Nya.
            Sesungguhnya buruknya kondisi iman kita tidak hanya terbatas pada orang-orang muslimin yang fasik, larut daklam permainan dan kesia-siaan dan yang berpaling dari Tuhan mereka semata. Melainkan ini penyakit seluruh umat Islam,kecuali mereka yang dirahmati Allah SWT. Penyakit itu berupa meentingkan urusan duniawi,kerasnya hari,hasad dan persaingan,memperturutkan hawa nafsu,mencari yang santai,lemahnya kiprah dan lemahnya semangat. Inilah fenomena yang menguasai hati,yang menyia-nyiakan waktu dan pikiran kita.
            Siapa yang bisa merasakan hidup tenang dan enak? Sementara negeri Islam dicaplok oleh orang kafir,kehormatan orang Islam dicabik-cabik dan diinjak-injak. Bagaimana mungkin kita disibukkan dengan mengurusi diri sendiri,melupakan musuh-musuh kita,dan sibuk dengan dunia kita dengan melupakan agama kita?

Urgensi Islam
            Sesungguhnya Istiqamah diatas agama Allah dan konsisten mengamalkannya secara lahir dan bathin adalah sebab keberuntungan dan kemenangan didunia dan akhirat. Rasul SAW bersabda:
Manusia yang paling berat cobaan nya adalah para Nabi,kemudian orang-orang yang lebih mirip,kemudian yang lebih mirip.seseorang itu diuji sesuai dengan agamanya. Apabila didalam agamanya itu ada kekuatan maka ditambahlah cobaannya. Apabila didalam agamanya ada kelemahan maka diringankanlah cobaan itu darinya. Cobaan itu senantiasa mengenai hamba,hingga ia berjalan dimuka bumi dalam keadaan tidak memiliki dosa.” (HR. Ahmad dalam Al musnad)
            Ini adalah hikmah Allah dan sunatullah kepada makhluk-Nya. Dia menyiapkan untuk para kekasih-Nya setan-setan,orang kafir,dan orang-orang zalim sehingga orang mukmin yang memerangi mereka. Jihad adalah amal yang paling dicintai Allah ,dan para mujahis ini adalah orang-orang yang berhak mendapatkan pahala dan balasan yang agung.


            Cobaan,ujian,dan gangguan bukan hanya untuk orang mukmin yang sabar,ridha,dan bersyukur, tetapi semua itu berlaku secara umum untuk semua umat manusia yang baik dan yang buruk, yang muslim dan yang kafir.
            Ketika kita mengingat –ingat keadaan orang kafir didunia dan akhirat,maka kita akan merasakan betapa agung nya karunia iman yang diberikan Allah kepada kita. Berbanggalah orang-orang mukmin,Tuhan mu telah memilihmu dan mengistimewakanmu dengan dianugerahkannya nikmat iman kepadamu yakni suatu nikmat yang tidak kamu dapat dari nasabmu,statusmu,hartamu,tipu dayamu dan ilmumu. Namun itu karunia murni dari Allah SWT Yang Maha Memberi Anugerah. Maka apakah layak jika membalasnya dengan merendahkan,meremehkan dan mempermainkan nikmat yang agung ini?
            Sesungguhnya orang yang telah diberi nikmat islam dan iman oleh Allah wajib merasa takut dan khawatir jika nikmat itu hilang.karena musibah yang terberat dan terbesar adalah musibah agama,atau musibah yang menyebabkan seorang murtad atau terjatuh dalam jurang fitnah,syubhat,syahwat dan maksiat setelah adanya hidayat dan istiqomah.



Nikmatnya Iman
            Sesungguhnya iman kepada Allah adalah nikmat agung yang dianugerahkan Allah kepada orang-orang yang ia kehendaki .Nikmat itu menyucikan umur,memberkahi kehidupan, dan mengangkat hati orang mukmin dari dunia dan perhiasannya menuju kecintaan kepada Tuhannya dan negeri akhirat. Iman adalah nikmat yang tidak bisa dibeli dan dijual.
            Didalam iman terdapat kehidupan yang sejati dan kebahagiaan yang ukhrawi. Ia adalah jalan ahli syurga,taman orang-orang yang mendapatkan taufiq,pertanda hati,pembersih jiwa dan cahaya iman.
            Merealisasikan iman,meluruskannya,membersihkannya,memelihara dan memupuknya adalah kebutuhan para hamba dan tujuan orang-orang yang bertauhid. Cahaya kalimat tauhid didalam hati apara hamba adalah bertingkat sesuai dengan perbedaan dan tingkatan hati masing-masing. Diantara manusia ada yang didalam hatinya terdapat cahaya seperti matahari,bintang kejora,obor besar,lampu yang terang dan lampu yang redup. Karena itu cahaya dihari kiamat pada tangan kanan mereka dan dihadapan mereka berdasarkan ukuran ini. Dengan agama yang benar,siapa saja yang berlindung dengannya pasti dilindungi dan siapa saja yang meminta petunjuk-Nya pasti diberi petunjuk.
            Dengan iman hati akan terbuka,fokusnya akan tinggi dan selalu bergantung pada Rabb-Nya,dan tergabung dengan makhluk pilihan,berbaris dengan mereka yang dikumpulkan bersama disyurga,insyaallah.

Bila Iman Sudah Benar
           Iman itu memiliki buah yang agung dan membuka pintu-pintu kebaikan yang amat banyak. Dengan iman yang benar,maka kondisi kita akan berubah,dari kecendrungan kepada dunia dan sebab-sebabnya menuju interaksi hati dengan Allah Sang Pencipta.
·         Introspeksi Diri
Bila iman sudah benar maka hamba itu akan introspeksi diri,menjaga diri dan mengekang ambisi-ambisinya.Nafsu adalah pusat perhatian dan tuduhan. Dia adalah poros keseriusan,amal sholeh dan kemenangan yang nyata atau pintu kemalasan dan keputusasaan. Setiap muslim mengetahui bahwa dia wajib menegakkan sholat,berpuasa,pergi haji,membayar zakat,dan ibadah dengan semua ibadah secara ikhlas karena Allah. Lalu,apakah yang mengurangi dan merusak ibadah,yang menghilangkan ruh dan kekhusyukan ibadah? Penyebab terbesarnya adalah nafsu yang lepas kontrol.
·         Zuhud dalam Urusan Dunia
Bila iman sudah benar maka dunia adalah kecil dimata dan ia akan zuhud didunia. Ia menyadari bahwa cinta dunia adalah induk segala kesalahan.Barangsiapa imannya benar, maka ia tidak akan tergiur dan tergoda dengan rayuan dunia. Ia akan menjadikannya sebagai kendaraan menuju akhirat. Sebagian salaf mengatakan,”barang siapa yang mencintai dunia maka hendaklah ia menguatkan dirinya untuk menanggung musibah.
·         memperhatikan Amalan Hati
Bila iman sudah benar maka perhatian hamba kepada amalan-amalan hatinya lebih besar daripada perhatiannya kepada amalan anggota tubuhnya. Hati adalah raja sedangkan anggota badan adalah pasukannya.
Secara umum amalan hati adalah khusyu’ ,tadharru’ ,inabah,khauf,raja’ , istighasah, mahabbah, tawakkal, menyaksikan panorama ihsan dari Allah,sempurnanya muraqabah, siddiq, ikhlas, menjaga, dan merawat hati dengan air takwa dan menghindarinya dari kerusakan hati.
·         Jujur dalam Persaudaraan
Bila iman telah benar maka akan terbentuklah ukhuwah karena Allah. Seorang mukmin akan merasa semakin dekat dengan Allah jika ia dapat memberikan manfaat bagi saudara-saudaranya.bukanlah ukhuwah itu hanya kemesraan disaat yang lapang kemudian kembali bermusuhan disaat yang sempit. Hal ini berakibat ukhuwah dan hak-haknya diabaikan. Maha Suci Allah manhaj syar’i yang menjaga kehormatan seorang muslim? Mengapa pertentangan diperlebar dengan membuka aib dan mengadu domba dan jatuh kedalam dosa-dosa yang membinasakan? Sesungguhnya agama Allah ini datang untuk memperbaiki kondisi,menjadikan kita sebagai saudara, dan saling mencintai, bukan malah berseteru dan saling bermusuhan. Islam mengajarkan kita untuk saling bersaudara,menolong,sabar dan memaafkan.
            (5)Orang mukmin yang benar tidak akan dihalangi oleh nafsunya,kedudukan,pangkat dan penampilan untuk memberi makan orang miskin. Semakin bertambah ilmunya maka semakin takutlah ia kepada Allah. Ia semakin rendah memandang diri dan semakin banyak menebarkan kebaikan.
   






0 komentar:

Posting Komentar